-->

Macam - Macam Hepatitis dan pengertiannya

Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis".

Penyebab

Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.

Jenis Virus Hepatitis

  • Virus hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui vecal oral. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.
  • Virus hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi di antara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau di antara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual).
Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati.
  • Virus hepatitis C
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali menderita hepatitis C.
  • Virus hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.
  • Virus hepatitis E
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.
  • Virus hepatitis G
Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini. namun belum terlalu diketahui.
Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis :
 Hepatitis A

Hepatitis A adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh kotoran/tinja penderita; biasanya melalui makanan (fecal - oral), bukan melalui aktivitas seksual atau melalui darah. Hepatitis A paling ringan dibanding hepatitis jenis lain (B dan C). Sementara hepatitis B dan C disebarkan melalui media darah dan aktivitas seksual dan lebih berbahaya dibanding Hepatitis A.

Masa inkubasi

Penularan virus Hepatitis A atau Hepatitis Virus tipe A (HVA) melalui fecal oral, yaitu virus ditemukan pada tinja. Virus ini juga mudah menular melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi, juga terkadang melalui hubungan seks dengan penderita.
Gejala Hepatitis A biasanya tidak muncul sampai Anda memiliki virus selama beberapa minggu. Hepatitis A sangat terkait dengan pola hidup bersih. Dalam banyak kasus, infeksi Hepatitis A tidak pernah berkembang hingga separah Hepatitis B atau C sehingga tidak akan menyebabkan kanker hati. Meski demikian, Hepatitis A tetap harus diobati dengan baik karena mengurangi produktivitas bagi yang harus dirawat di rumah sakit.
Waktu terekspos sampai kena penyakit kira-kira 2 sampai 6 minggu. Penderita akan mengalami gejala-gejala seperti demam, lemah, letih, dan lesu, pada beberapa kasus, seringkali terjadi muntah-muntah yang terus menerus sehingga menyebabkan seluruh badan terasa lemas. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll.

Gejala

Hepatitis A dapat dibagi menjadi 3 stadium:
  • Pendahuluan (prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera makan dan mual;
  • Stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik); dan
  • Stadium kesembuhan (konvalesensi). Gejala kuning tidak selalu ditemukan. Untuk memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT. Karena pada hepatitis A juga bisa terjadi radang saluran empedu, maka pemeriksaan gama-GT dan alkali fosfatase dapat dilakukan di samping kadar bilirubin.

Tanda dan gejala Hepatitis A yaitu:
[1] Kelelahan
[2] Mual dan muntah
[3] Nyeri perut atau rasa tidak nyaman, terutama di daerah hati (pada sisi kanan bawah tulang rusuk)
[4] Kehilangan nafsu makan
[6] Demam
[7] Urine berwarna gelap
[8] Nyeri otot
[9] Menguningnya kulit dan mata (jaundice).

Masa pengasingan yang disarankan

Selama 2 minggu setelah gejala pertama atau 1 minggu setelah penyakit kuning muncul. Pasien juga diharapkan menjaga kebersihan. Dan lebih baik dirawat dirumah sakit agar mendapat bantuan medis yang memadai

Pencegahan

Kasus-kasus ringan Hepatitis A biasanya tidak memerlukan pengobatan dan kebanyakan orang yang terinfeksi sembuh sepenuhnya tanpa kerusakan hati permanen.
Perilaku hidup bersih seperti mencuci tangan pakai sabun sebelum makan dan sesudah dari toilet adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi diri terhadap virus Hepatitis A. Orang yang dekat dengan penderita mungkin memerlukan terapi imunoglobulin. Imunisasi hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri (Havrix) atau bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B (Twinrix). Imunisasi hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan 6-12 bulan kemudian, sementara imunisasi hepatitis B dilakukan tiga kali, yaitu dasar, satu bulan dan 6 bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan di luar rumah.
Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk Hepatitis A, sebab infeksinya sendiri biasanya akan sembuh dalam 1-2 bulan. Namun untuk mengurangi dampak kerusakan pada hati sekaligus mempercepat proses penyembuhan, beberapa langkah penanganan berikut ini akan diberikan saat dirawat di rumah sakit.
1. Istirahat. Tujuannya untuk memberikan energi yang cukup bagi sistem kekebalan tubuh dalam memerangi infeksi.
2. Anti mual. Salah satu dampak dari infeksiHhepatitis A adalah rasa mual, yang mengurangi nafsu makan. Dampak ini harus diatasi karena asupan nutrisi sangat penting dalam proses penyembuhan.
3. Istirahatkan hati. Fungsi hati adalah memetabolisme obat-obat yang sudah dipakai di dalam tubuh. Karena hati sedang mengalami sakit radang, maka obat-obatan yang tidak perlu serta alkohol dan sejenisnya harus dihindari selama sakit.
Pencegahannya untuk Hepatitis A adalah melakukan vaksinasi yang juga tersedia untuk orang-orang yang berisiko tinggi.

 Hepatitis B
 
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati. Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia.
Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat, dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.

Diagnosis

Dibandingkan virus HIV, virus Hepatitis B (HBV) seratus kali lebih ganas (infectious), dan sepuluh kali lebih banyak (sering) menularkan. Kebanyakan gejala Hepatitis B tidak nyata.
Hepatitis B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B persisten. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (> 6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg inaktif diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi. Sedangkan Hepatitis B kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan peningkatan intermiten ALT>10 kali batas atas nilai normal (BANN). Diagnosis infeksi Hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda virologi, biokimiawi dan histologi. Secara serologi, pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan evaluasi infeksi Hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV DNA (4,5). Pemeriksaan virologi, dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA serum sangat penting karena dapat menggambarkan tingkat replikasi virus. Pemeriksaan biokimiawi yang penting untuk menentukan keputusan terapi adalah kadar ALT. Peningkatan kadar ALT menggambarkan adanya aktivitas kroinflamasi. Oleh karena itu pemeriksaan ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran histologi. Pasien dengan kadar ALT yang menunjukkan proses nekroinflamasi yang lebih berat dibandingkan pada ALT yang normal. Pasien dengan kadar ALT normal memiliki respon serologi yang kurang baik pada terapi antiviral. Oleh sebab itu pasien dengan kadar ALT normal dipertimbangkan untuk tidak diterapi, kecuali bila hasil pemeriksaan histologi menunjukkan proses nekroinflamasi aktif. Sedangkan tujuan pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan hati, menyisihkan diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan menentukan manajemen anti viral.
Pada umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan. Gejala tersebut dapat berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam ringan, kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti teh.
Ada 3 kemungkinan tanggapan kekebalan yang diberikan oleh tubuh terhadap virus Hepatitis B pasca periode akut. Kemungkinan pertama, jika tanggapan kekebalan tubuh adekuat maka akan terjadi pembersihan virus, pasien sembuh. Kedua, jika tanggapan kekebalan tubuh lemah maka pasien tersebut akan menjadi carrier inaktif. Ketiga, jika tanggapan tubuh bersifat intermediate (antara dua hal di atas) maka penyakit terus berkembang menjadi hepatitis B kronis.

Penularan

Hepatitis B merupakan bentuk Hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya.Penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari semua golongan umur. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan virus Hepatitis B ini menular.
  • Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan.
  • Secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama (Hanya jika penderita memiliki penyakit mulut (sariawan, gusi berdarah,dll) atau luka yang mengeluarkan darah) serta hubungan seksual dengan penderita.
Sebagai antisipasi, biasanya terhadap darah-darah yang diterima dari pendonor akan di tes terlebih dulu apakah darah yang diterima reaktif terhadap Hepatitis, Sipilis dan HIV.
Sesungguhnya, tidak semua yang positif Hepatitis B perlu ditakuti. Dari hasil pemeriksaan darah, dapat terungkap apakah ada riwayat pernah kena dan sekarang sudah kebal, atau bahkan virusnya sudah tidak ada. Bagi pasangan yang hendak menikah, tidak ada salahnya untuk memeriksakan pasangannya untuk menenularan penyakit ini.

Perawatan

Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan sel-sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh kembali dengan sisa sedikit kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan dengan diet dan istirahat yang baik.
Hepatitis B akut umumnya sembuh, hanya 10% menjadi Hepatitis B kronik (menahun) dan dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Saat ini ada beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk Hepatitis B kronis yang dapat meningkatkan kesempatan bagi seorang penderita penyakit ini. Perawatannya tersedia dalam bentuk antiviral seperti lamivudine dan adefovir dan modulator sistem kebal seperti Interferon Alfa ( Uniferon).
Selain itu, ada juga pengobatan tradisional yang dapat dilakukan. Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu pengobatan Hepatitis diantaranya mempunyai efek sebagai hepatoprotektor, yaitu melindungi hati dari pengaruh zat toksik yang dapat merusak sel hati, juga bersifat anti radang, kolagogum dan khloretik, yaitu meningkatkan produksi empedu oleh hati. Beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk pengobatan Hepatitis, antara lain yaitu temulawak (Curcuma xanthorrhiza), kunyit (Curcuma longa), sambiloto (Andrographis paniculata), meniran (Phyllanthus urinaria), daun serut/mirten, jamur kayu/lingzhi (Ganoderma lucidum), akar alang-alang (Imperata cyllindrica), rumput mutiara (Hedyotis corymbosa), pegagan (Centella asiatica), buah kacapiring (Gardenia augusta), buah mengkudu (Morinda citrifolia), jombang (Taraxacum officinale).selain itu juga ada pengobatan alternatif lain Hepatitis B Dari Wikipedia seperti hijamah/bekam yang bisa menyembuhkan segala penyakit hepatitis, asal dilakukan dengan benar dan juga dengan standar medis

 Hepatitis C

Hepatitis C adalah infeksi yang terutama menyerang organ hati. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV).  Hepatitis C seringkali tidak memberikan gejala, namun infeksi kronis dapat menyebabkan parut (eskar) pada hati, dan setelah menahun menyebabkan sirosis. Dalam beberapa kasus, orang yang mengalami sirosis juga mengalami gagal hati, kanker hati, atau pembuluh yang sangat membengkak di esofagus dan lambung, yang dapat mengakibatkan perdarahan hingga kematian.
Seseorang terutama terkena hepatitis C melalui kontak darah, penggunaan narkoba suntik, peralatan medis yang tidak steril, dan transfusi darah. Sekira 130–170 juta orang di dunia menderita hepatitis C. Para ilmuwan mulai meneliti HCV pada tahun 1970-an, dan memastikan keberadaan virus tersebut pada tahun 1989. Virus ini tidak diketahui menyebabkan penyakit pada hewan lain.
Peginterferon dan ribavirin merupakan obat-obatan standar untuk HCV. Antara 50-80% pasien yang diobati sembuh. Pasien dengan sirosis atau kanker hati mungkin memerlukan transplantasi hati, namun biasanya virus muncul kembali setelah transplantasi. Tidak ada vaksin untuk hepatitis C.

Gejala dan Tanda

Hepatitis C menunjukkan gejala akut hanya pada 15% kasus. Gejalanya seringkali ringan dan tidak kentara, termasuk penurunan nafsu makan, sakit kepala, letih, nyeri otot atau nyeri sendi, dan menurunnya berat badan. Hanya sedikit kasus infeksi akut yang terkait dengan ikterus. Infeksi ini dapat sembuh sendiri tanpa diobati pada 10-50% penderita, dan lebih sering menyerang perempuan usia muda dibandingkan dengan kelompok lain.

Infeksi kronis

Delapan puluh persen penderita yang terpajan virus hepatitis C akan mengalami infeksi kronis. Sebagian besar pengalaman menunjukkan gejala minimal atau bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali selama sepuluh tahun pertama infeksi,  meskipun hepatitis C kronis dapat ditandai dengan kelelahan Hepatitis C menyebabkan sirosis dan kanker hati pada orang yang telah terinfeksi selama bertahun-tahun.Sekitar 10–30% orang yang terinfeksi selama lebih dari 30 tahun akan mengalami sirosis. Sirosis lebih banyak terjadi pada orang yang juga terinfeksi hepatitis B atau HIV, pecandu alkohol, dan pada laki-laki. Orang yang mulai terkena sirosis memiliki risiko dua puluh kali lebih besar terkena kanker hati, sebanyak 1-3% per tahun.Pada pecandu alkohol, risiko ini menjadi 100 kali lebih besar. Hepatitis C merupakan penyebab utama pada 27% kasus sirosis dan 25% kasus kanker hati.
Sirosis hati dapat menyebabkan tekanan darah yang tinggi pada vena yang mengalir ke hati, akumulasi cairan di perut, mudah memar atau berdarah, vena melebar, khususnya di lambung dan esofagus, sakit kuning (kulit menguning), dan kerusakan otak.

Efek pada organ di luar hati

Meskipun jarang, hepatitis C juga dapat berkaitan dengan Sindrom Sjögren (kelainan autoimun), kadar trombosit darah yang rendah (di bawah normal), penyakit kulit kronis, diabetes, dan limfoma non-Hodgkin.

Penyebab

Virus hepatitis C merupakan virus RNA yang berukuran kecil, bersampul, berantai tunggal, dengan sense positif. Virus ini merupakan anggota genushepacivirus dalam famili Flaviviridae. Terdapat tujuh genotipe utama HCV. Di Amerika Serikat, genotipe 1 merupakan penyebab pada 70% kasus hepatitis, genotipe 2 pada 20%, dan genotipe lainnya masing-masing 1%.  Genotipe 1 juga merupakan genotipe yang paling banyak ditemui di Amerika Selatan dan Eropa.

Penularan

Hepatitis C infection in the United States by source
Metode utama penularan di negara maju adalah melalui penggunaan narkoba suntik (IDU). Di negara berkembang metode penularan utamanya adalah melalui transfusi darah dan prosedur medis yang tidak aman Penyebab penularan ini belum diketahui pada 20% kasus; namun banyak di antara kasus-kasus ini yang kemungkinan besar disebabkan oleh IDU.

Penggunaan narkoba suntik

Penggunaan narkoba suntik merupakan faktor risiko utama penularan virus hepatitis C di banyak negara di dunia.Kajian di 77 negara menunjukkan bahwa 25 negara memiliki angka hepatitis C pada populasi pengguna narkoba suntik antara 60% dan 80%, termasuk di Amerika Serikat dan Cina.  Di dua belas negara angkanya lebih besar dari 80% Sebanyak sepuluh juta pengguna narkoba suntik terinfeksi hepatitis C; Cina (1,6 juta), Amerika Serikat (1,5 juta), dan Rusia (1,3 juta) memiliki total terbanyak. Angka hepatitis C pada warga binaan di lembaga pemasyarakatan di Amerika Serikat sepuluh hingga dua puluh kali lipat dibandingkan dengan populasi umum, dan penelitian ini mengaitkannya dengan perilaku berisiko seperti penggunaan narkoba suntik dan pembuatan tato dengan peralatan yang tidak steril

Pajanan terkait layanan kesehatan

Transfusi darah, produk darah, dan transplantasi organ tanpa penapisan HCV menimbulkan risiko yang tinggi terkena infeksi. Amerika Serikat mewajibkan penapisan universal pada 1992. Sejak saat itu angka infeksi menurun dari sebelumnya satu dari 200 unit darah,menjadi hanya satu dari 10.000, hingga satu dari 10.000.000 unit darah. Risiko rendah tetap ada karena terdapat periode sekitar 11-70 hari antara seorang pendonor darah yang kemungkinan menderita hepatitis C dan hasil pemeriksaan darah yang positif.Beberapa negara belum melakukan penapisan hepatitis C karena masalah biaya.
Orang yang tertusuk jarum suntik bekas pakai penderita HCV memiliki peluang 1,8% untuk tertular penyakit hepatitis C. Risiko tersebut menjadi lebih tinggi jika jarum yang digunakan berlubang dan luka tusuk tersebut dalam.Terdapat risiko paparan mukus ke darah; namun risiko tersebut rendah, dan tidak ada risiko jika pajanan darah tersebut terjadi pada kulit yang utuh.
Peralatan rumah sakit juga dapat menularkan hepatitis C termasuk: penggunaan ulang jarum suntik dan spuit, vial obat yang digunakan berkali-kali, kantong infus, dan peralatan bedah yang tidak steril. Standar yang buruk di fasilitas pelayanan kesehatan umum dan gigi menjadi penyebab utama penularan HCV di Mesir, negara dengan angka infeksi tertinggi di dunia.

Hubungan seksual

Tidak diketahui apakah hepatitis C dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Meskipun terdapat hubungan antara aktivitas seksual berisiko tinggi dan hepatitis C, belum jelas apakah penularan penyakit tersebut disebabkan oleh penggunaan narkoba yang tidak dikatakan oleh pasien atau disebabkan oleh seks itu sendiri. Bukti yang ada mendukung bahwa tidak ada risiko pada pasangan heteroseksual yang tidak berhubungan seks dengan orang lain selain pasangan mereka. Aktivitas seksual yang melibatkan trauma berat pada tepi bagian dalam saluran anus, seperti penetrasi anus, atau yang terjadi ketika terdapat infeksi menular seksual, termasuk HIV atau ulkud genital, cukup berisiko. Pemerintah Amerika Serikat merekomendasikan penggunaan kondom hanya untuk mencegah penularan hepatitis C pada orang yang bergonta-ganti pasangan.

Tindik di bagian tubuh

Tato juga dapat meningkatkan risiko penularan hepatitis C hingga dua atau tiga kali lipat. Ini bisa disebabkan karena peralatan yang tidak steril atau karena tinta yang digunakan terkontaminasi virus. Tato atau tindik badan yang dilakukan sebelum pertengahan tahun 1980an atau yang dilakukan secara tidak profesional menjadi salah satu penyebabnya, karena masih buruknya teknik steril dalam kondisi tersebut. Risiko tersebut semakin meningkat jika tato yang dibuat lebih besar. Hampir setengah dari warga binaan di lapas menggunakan peralatan pembuatan tato secara bersama-sama. Tato yang dibuat di tempat pembuatan tato yang sah jarang dikaitkan dengan infeksi HCV.

Kontak dengan darah

Benda perawatan pribadi seperti pisau cukur, sikat gigi, dan peralatan manikur atau pedikur dapat berkontak dengan darah. Penggunaan peralatan pribadi bersama-sama dengan orang lain berisiko menularkan HCV. Orang-orang harus waspada terhadap luka iris dan luka terbuka atau perdarahan lain HCV tidak menular melalui kontak biasa, seperti berpelukan, berciuman, atau penggunaan bersama peralatan makan atau peralatan memasak.

Penularan dari ibu ke anak

Penularan hepatitis C dari ibu yang terinfeksi ke anaknya terjadi pada kurang dari 10% kehamilan. Tidak ada tindakan yang dapat mencegah risiko ini. Penularan dapat terjadi selama kehamilan dan saat persalinan.Persalinan yang berlangsung lama dikaitkan dengan semakin tingginya risiko penularan.Tidak ada bukti bahwa pemberian ASI menularkan HCV; namun, ibu yang terinfeksi harus menghindari pemberian ASI jika puting ibu mengalami pecah-pecah dan berdarah, atau jumlah virus dalam tubuhnya banyak.

Diagnosis

Profil serologi infeksi Hepatitis C
Tes diagnosis untuk hepatitis C termasuk: antibodi HCV, ELISA, Western blot, dan RNA HCV kuantitatif. Polymerase chain reaction (PCR) dapat mendeteksi RNA HCV satu hingga dua minggu setelah infeksi, sedangkan antibodi baru terbentuk dan baru dapat ditemukan dalam waktu yang lebih lama.
Hepatitis C kronis merupakan infeksi dengan virus hepatitis C yang menetap selama lebih dari enam bulan berdasarkan keberadaan RNA-nya. Karena infeksi kronis umumnya baru menunjukkan gejala setelah berpuluh tahun,dokter biasanya baru menemukan kasus pada saat pemeriksaan fungsi hati atau saat melakukan penapisan rutin pada orang berisiko tinggi. Pemeriksaan ini tidak dapat membedakan antara infeksi akut dan infeksi kronis.

Pemeriksaan darah

Pemeriksaan hepatitis C biasanya dimulai dengan pemeriksaan darah untuk mendeteksi apakah ada antibodi terhadap HCV dengan menggunakan uji imunoasai enzim (enzyme immunoassay). Jika hasil pemeriksaan ini positif, dilakukan pemeriksaan kedua untuk memastikan uji imunoasai dan untuk menentukan beratnya penyakit. Uji imunoblot rekombinan memastikan uji imunoasai tersebut, dan reaksi rantai polimerase RNA HCV menentukan beratnya. Jika tidak ada RNA dan hasil imunoblot positif, orang tersebut pernah mengalami infeksi namun sudah teratasi baik dengan pengobatan maupun secara spontan; jika imunoblot negatif, artinya uji imunoasai salah. Uji imunoasai baru akan memberikan hasil positif enam hingga delapan minggu setelah infeksi.
Enzim hati dapat bervariasi selama tahap awal infeksi; rata-rata enzim tersebut mulai meningkat tujuh minggu setelah infeksi. Enzim hati tidak terlalu berkaitan dengan beratnya penyakit.

Biopsi

Biopsi hati dapat menentukan derajat kerusakan hati, namun prosedur tersebut memiliki beberapa risiko. Perubahan khas yang biasanya terdeteksi melalui biopsi meliputi limfosit di dalam jaringan hati, folikel limfoid di dalam trias hepatika, dan perubahan pada saluran empedu. Terdapat beberapa pemeriksaan darah untuk menentukan tingkat kerusakan dan menyingkirkan perlunya biopsi.

Penapisan

Hanya 5–50% dari orang-orang yang terinfeksi di Amerika Serikat dan Kanada yang mengetahui status mereka. Pemeriksaan hepatitis C sangat dianjurkan untuk orang berisiko tinggi, termasuk orang yang memiliki tato. Penapisan juga disarankan pada orang dengan peningkatan kadar enzim hati, karena seringkali hal ini merupakan satu-satunya tanda hepatitis kronis.Penapisan rutin tidak disarankan di Amerika Serikat.

Pencegahan

Hingga tahun 2011, belum ada vaksin untuk hepatitis C. Vaksin sedang dikembangkan dan sebagian menunjukkan hasil yang menjanjikan. Kombinasi strategi pencegahan, seperti program pertukaran jarum suntik dan pengobatan untuk penyalahgunaan zat terlarang, menurunkan risiko hepatitis C hingga 75% pada pengguna narkoba suntik. Penapisan pada pendonor darah penting dilakukan pada tingkat nasional, sesuai dengan universal precautions (pencegahan universal) di fasilitas layanan kesehatan. Di negara-negara yang tidak memiliki pasokan spuit steril yang cukup, penyedia layanan kesehatan sebaiknya memberikan obat oral dibandingkan dengan obat suntik.

Tata laksana

HCV menyebabkan infeksi kronis pada 50–80% orang yang terinfeksi. Sekitar 40-80% dari kasus ini dapat dibersihkan dengan pengobatan. Pada kasus yang jarang, infeksi dapat bersih tanpa pengobatan. Orang yang menderita hepatitis C kronis harus menghindari alkohol dan obat-obat yang dapat merusak hati,dan harus mendapat vaksinasi untuk hepatitis A dan hepatitis B.Orang yang mengalami sirosis harus menjalani pemeriksaan ultrasonografi untuk mendeteksi kanker hati.

Obat-obatan

Orang yang terbukti mengalami kelainan hati karena infeksi HCV harus berobat. Pengobatan saat ini menggunakan kombinasi interferon pegilasi dan obat antivirus ribavirin selama 24 atau 48 minggu, bergantung pada tipe HCV. Hasilnya lebih baik pada 50–60% pasien yang diobati. Kombinasi boceprevir atau telaprevir dengan ribavirin dan peginterferon alfa meningkatkan respons antivirus terhadap hepatitis C genotipe 1. Efek samping pengobatan sering terjadi; setengah dari pasien yang diobati terserang gejala yang mirip flu, dan sepertiga dari mereka mengalami masalah emosional. Pengobatan yang dilakukan dalam enam bulan pertama akan lebih efektif daripada pengobatan yang dilakukan setelah hepatitis C menjadi kronis. Jika seseorang mengalami infeksi baru dan virus belum dapat dihilangkan setelah delapan hingga dua belas minggu, pasien tersebut sebaiknya menjalani pengobatan interferon pegilasi selama 24 minggu. Bagi pasien dengan thalasemia (kelainan darah), ribavirin sepertinya dapat digunakan, namun meningkatkan kebutuhan akan transfusi. Para ahli yang mendukung mengklaim terapi alternatif sebagai terapi yang bermanfaat pada hepatitis C termasuk milk thistle (silybum), ginseng, dan colloidal silver/perak koloid. Namun, belum ada terapi alternatif yang terbukti memberikan hasil yang lebih baik pada hepatitis C, dan tidak ada bukti bahwa terapi alternatif memberikan efek sedikitpun pada virus.

Prognosis

Respons terhadap pengobatan berbeda-beda berdasarkan genotipenya. Respons berlanjut terjadi pada kira-kira 40-50% orang dengan HCV genotipe 1 yang menjalani pengobatan selama 48 minggu.Respons berlanjut terjadi pada 70-80% dari pasien dengan HCV genotipe 2 dan 3 yang menjalani pengobatan selama 24 minggu. Respon berlanjut terdapat pada kira-kira 65% dari pasien dengan genotipe 4 yang menjalani pengobatan selama 48 minggu. Bukti pengobatan pada penyakit dengan genotipe 6 masih sangat sedikit saat ini, dan bukti yang ada adalah pengobatan selama 48 minggu dengan dosis yang sama seperti dosis yang diberikan kepada pasien penyakit genotipe 1.

Epidemiologi

Prevalensi hepatitis C di seluruh dunia tahun 1999
Disability-adjusted life year untuk hepatitis C pada 2004 per 100.000 penduduk
██ no data ██ <10 ██ 10-15 ██ 15-20 ██ 20-25 ██ 25-30 ██ 30-35
██ 35-40 ██ 40-45 ██ 45-50 ██ 50-75 ██ 75–100 ██ >100
Antara 130 dan 170 juta jiwa, atau ~3% dari populasi dunia, hidup dengan hepatitis C kronis. Sekitar 3–4 juta orang terinfeksi setiap tahunnya, dan lebih dari 350.000 orang meninggal setiap tahun akibat penyakit yang berkaitan dengan hepatitis C. Angka tersebut meningkat tinggi pada abad ke-20 akibat kombinasi pengguna narkoba suntik dan pemberian obat suntik atau peralatan medis yang tidak disterilkan.
Di Amerika Serikat, sekitar 2% penduduk menderita hepatitis C, dengan 35.000 hingga 185.000 kasus baru per tahun. Angka tersebut telah menurun di negara Barat sejak 1990-an karena penapisan darah semakin ketat sebelum transfusi. Angka kematian per tahun akibat HCV di Amerika Serikat berkisar 8.000 hingga 10.000. Kemungkinan angka mortalitas tersebut masih akan meningkat, karena sakit atau meninggalnya orang yang terinfeksi melalui transfusi sebelum masa pemeriksaan HCV.
Angka infeksi lebih tinggi di beberapa negara di Afrika dan Asia. Negara dengan angka infeksi yang sangat tinggi meliputi Mesir (22%), Pakistan (4,8%) dan Cina (3,2%).Angka yang tinggi di Mesir dikaitkan dengan kampanye pengobatan massal untuk schistosomiasis yang sekarang dihentikan, menggunakan spuit kaca yang tidak disterilisasi dengan benar.

Sejarah

Pada pertengahan 1970-an, Harvey J. Alter, Kepala Bagian Penyakit Menular di Departemen Kedokteran Transfusi di National Institutes of Health, dan tim penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian besar kasus hepatitis pasca-transfusi darah tidak disebabkan oleh virus hepatitis A maupun B. Meski terdapat temuan ini, usaha penelitian yang dilakukan pada tingkat internasional untuk mengidentifikasi virus gagal selama dekade berikutnya. Pada tahun 1987, Michael Houghton, Qui-Lim Choo, dan George Kuo di Chiron Corporation, berkolaborasi dengan Dr. D.W. Bradley dari Centers for Disease Control and Prevention, menggunakan pendekatan kloning molekuler baru untuk mengidentifikasi organisme asing dan mengembangkan suatu uji diagnostik. Pada 1988, Alter mengonfirmasi virus tersebut dengan memverifikasi keberadaannya di sebuah panel spesimen hepatitis non A dan non B. Pada April 1989, penemuan HCV dipublikasikan dalam dua artikel di jurnal Science. Penemuan tersebut membawa kemajuan berarti dalam hal diagnosis dan pengobatan antivirus yang lebih baik.  Pada tahun 2000, Drs. Alter dan Houghton diberi penghargaan yakni Lasker Award for Clinical Medical Research karena telah "merintis karya yang membawa ke penemuan virus yang menyebabkan hepatitis C dan pengembangan metode penapisan sehingga telah menurunkan risiko hepatitis terkait transfusi darah di AS dari 30% pada 1970 menjadi hingga hampir nol pada 2000."
Chiron mendaftarkan beberapa paten virus dan diagnosisnya. Aplikasi paten pesaingnya dari CDC dibatalkan pada 1990 setelah Chiron membayar $1,9 juta kepada CDC dan $337.500 kepada Bradley. Pada 1994, Bradley menuntut Chiron, berusaha membatalkan validasi paten, berhasil membuat dirinya diakui sebagai rekan penemu (ko-inventor), dan mendapatkan kerugian dan pendapatan dari royalti. Dia membatalkan tuntutannya pada 1998 setelah kalah sebelum sidang banding.

Masyarakat dan budaya

The World Hepatitis Alliance mengadakan Hari Hepatitis Sedunia, yang diselenggarakan setiap tahun pada tanggal 28 Juli.Biaya pengobatan hepatitis C cukup bermakna baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Di Amerika Serikat rata-rata biaya kesehatan seumur hidup untuk penyakit ini diperkirakan 33.407 dolar AS pada tahun 2003, dengan biaya transplantasi hati kira-kira 200.000 dolar AS pada 2011. Di Kanada biaya satu kali pengobatan antivirus mencapai 30.000 dolar Kanada pada 2003,sedangkan di Amerika Serikat biaya tersebut berkisar antara 9.200 dan 17.600 pada dollar AS 1998.Di banyak wilayah di dunia banyak orang yang tidak mampu membayar obat antivirus karena mereka tidak memiliki asuransi atau asuransi kesehatan mereka tidak menanggung obat antivirus.

Penelitian

Sejak 2011, sekitar seratus obat sedang dikembangkan untuk hepatitis C.Obat-obatan ini termasuk vaksin untuk hepatitis, imunomodulator, dan penghambat cyclophilin.Pengobatan baru yang menjanjikan ini telah terwujud karena pemahaman yang lebih baik mengenai virus hepatitis C.

Hepatitis E adalah suatu penyakit yang menyerang hati (liver) yang disebabkan oleh Virus Hepatitis E. Penyebarannya melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh virus ini. Virus ini menurut lebih mudah menyebar pada daerah yang memiliki sanitasi yang buruk.
Tanda2 orang yang terkena hepatitis E ini mengalami gejala-gejala yang lebih sering dimiliki orang dewasa dari pada anak-anak. Jika ada, gejala biasanya muncul secara tiba-tiba; seperti demam, rasa letih, hilang nafsu makan, rasa mual, sakit perut, air seni berwarna tua, warna kekuningan pada mata dan kulit. Penyakit Hepatitis E terjadi lebih parah pada wanita hamil, terutama pada 3 bulan terakhir masa kehamilan. Masa inkubasi hepatitis E rata-rata 40 hari (rentang: 15-60 hari).
Diagnosa atas virus ini dilakukan pada seseorang yang mengalami gejala-gejala tersebut apabila ia tidak terdiagnosa terjangkit oleh Hepatitis A, B, dan C.

Sumber Wikipedia Indonesia

 Hepatitis D

Hepatitis D, juga disebut sebagai virus hepatitis D (HDV) dan diklasifikasikan sebagai virus Hepatitis delta, adalah penyakit yang disebabkan oleh kecil melingkar menyelimuti virus RNA . Ini adalah salah satu dari lima dikenal hepatitis virus: A , B , C , D, dan E . HDV dianggap sebagai satelit subviral karena dapat menyebarkan hanya di hadapan virus hepatitis B (HBV). [1] Transmisi HDV dapat terjadi baik melalui infeksi simultan dengan HBV ( koinfeksi ) atau ditumpangkan pada hepatitis B kronis atau hepatitis B pembawa negara ( superinfeksi ).
Kedua superinfeksi dan koinfeksi dengan hasil HDV komplikasi yang lebih berat dibandingkan dengan infeksi HBV saja. Komplikasi ini termasuk kemungkinan lebih besar mengalami gagal hati pada infeksi akut dan perkembangan yang cepat ke hati sirosis , dengan peluang peningkatan mengembangkan kanker hati pada infeksi kronis.  Dalam kombinasi dengan virus hepatitis B, hepatitis D memiliki angka kematian tertinggi dari semua infeksi hepatitis dari 20%.

Virologi

Sejarah

Hepatitis D Virus pertama kali dilaporkan pada pertengahan 1977, oleh seorang peneliti Italia, Mario Rizzetto,  sebagai antigen nuklir pada pasien terinfeksi HBV yang memiliki penyakit hati yang parah  ini antigen nuklir kemudian dianggap hepatitis a B antigen dan disebut antigen delta. Setelah percobaan pada simpanse menunjukkan bahwa antigen hepatitis delta (HDAg) adalah bagian struktural patogen yang diperlukan infeksi HBV untuk meniru Virus Seluruh kloning dan sekuensing pada tahun 1986, dan memperoleh genus sendiri deltavirus 

Struktur dan Genome

Hepatitis delta virus delta antigen
PDB 1a92 EBI.jpg
oligomerisasi domain antigen delta hepatitis
Identifier
Simbol HDV_ag
Pfam PF01517
Interpro IPR002506
SCOP 1a92
Superfamili 1a92
The HDV adalah virus, kecil bulat dengan diameter 36 nm. Ini memiliki lapisan luar yang mengandung tiga protein amplop HBV (disebut besar, menengah, dan antigen hepatitis B permukaan kecil, dan host lipid yang mengelilingi sebuah nukleokapsid batin. Nukleokapsid mengandung beruntai tunggal, RNA melingkar dari 1679 nukleotida dan sekitar 200 molekul hepatitis D antigen (HDAg) untuk setiap genom. Wilayah tengah HDAg telah ditunjukkan untuk mengikat RNA. Beberapa interaksi juga dimediasi oleh melingkar-coil wilayah di ujung N dari HDAg.  The hepatitis D melingkar genom unik untuk virus hewan karena kandungan tinggi nukleotida yang GC. Genom HDV ada sebagai arti negatif menyelimuti, beruntai tunggal, ditutup melingkar RNA urutan nukleotida adalah 70% diri melengkapi , memungkinkan genom untuk membentuk struktur beruntai ganda parsial RNA yang digambarkan sebagai batang seperti.  Dengan genom sekitar nukleotida 1700, HDV adalah "virus" terkecil dikenal menginfeksi hewan Telah diusulkan bahwa HDV mungkin berasal dari kelas virus tanaman yang disebut. viroid

Siklus Hidup

Reseptor yang HDV mengakui pada hepatosit manusia belum teridentifikasi,. Namun dianggap sama dengan reseptor HBV karena kedua virus memiliki lapisan luar yang sama HDV mengakui reseptor melalui domain N-terminal besar hepatitis B antigen permukaan, HBsAg. Pemetaan oleh mutagenesis dari domain ini telah menunjukkan bahwa residu asam amino 9-15 membentuk situs pengikatan reseptor. Setelah memasuki hepatosit, virus tersebut uncoated dan nukleokapsid translokasi ke nukleus karena sinyal di HDAg  Sejak nukleokapsid tidak mengandung RNA polimerase untuk meniru genom virus, virus memanfaatkan selular polimerase RNA Awalnya hanya RNA pol II,  sekarang RNA polimerase I dan III juga telah terbukti terlibat dalam replikasi HDV  Biasanya RNA polimerase II menggunakan DNA sebagai template dan menghasilkan mRNA. Akibatnya, jika HDV memang menggunakan RNA polimerase II selama replikasi, itu akan menjadi patogen hanya dikenal mampu menggunakan polimerase DNA-dependent sebagai polimerase RNA-dependent.
Para polimerase RNA memperlakukan genom RNA sebagai DNA beruntai ganda karena struktur batang seperti dilipat itu masuk tiga bentuk RNA yang dibuat, RNA genom melingkar, melingkar RNA antigenomic komplementer, dan RNA antigenomic linear polyadenylated, yaitu mRNA mengandung kerangka baca terbuka untuk HDAg tersebut. Sintesis RNA antigenomic terjadi di nukleus, dimediasi oleh RNA Pol I, sedangkan sintesis RNA genom terjadi di nucleoplasm tersebut, dimediasi oleh RNA Pol II.HDV RNA disintesis pertama sebagai RNA linear yang mengandung banyak salinan genom . RNA genomik dan antigenomic mengandung urutan 85 nukleotida yang bertindak sebagai ribozyme , yang diri-memotong RNA linier menjadi monomer. Ini monomer tersebut kemudian diikat membentuk lingkaran RNA 
Ada delapan genotipe HDV dilaporkan dengan variasi dijelaskan dalam distribusi geografis mereka dan patogenisitas.

Delta antigen

Sebuah perbedaan yang signifikan antara viroid dan HDV adalah bahwa, sementara viroid tidak menghasilkan protein, HDV dikenal untuk menghasilkan satu protein, yaitu HDAg. Muncul dalam dua bentuk, sebuah 27kDa besar HDAg, dan kecil-HDAg dari 24kDa. The N-terminal dari dua bentuk yang identik, mereka berbeda dengan 19 asam amino lebih di terminal C-dari HDAg besar.  Kedua isoform diproduksi dari reading frame yang sama yang berisi kodon stop UAG pada kodon 196, yang biasanya menghasilkan hanya kecil-HDAg. Namun, editing oleh enzim adenosin deaminase seluler-1 perubahan kodon stop untuk UCG, memungkinkan besar HDAg untuk diproduksi  Meskipun memiliki urutan identik 90%, kedua protein memainkan peran divergen selama infeksi . HDAg-S diproduksi dalam tahap awal infeksi dan memasuki nukleus dan mendukung replikasi virus. HDAg-L, sebaliknya, yang dihasilkan selama tahap selanjutnya dari infeksi, bertindak sebagai inhibitor replikasi virus, dan diperlukan untuk perakitan partikel virus.  Jadi RNA editing oleh enzim seluler sangat penting untuk siklus hidup virus 'karena mengatur keseimbangan antara replikasi virus dan perakitan virion.

Transmisi

Rute penularan hepatitis D mirip dengan yang untuk Infeksi hepatitis B sebagian besar terbatas pada orang yang berisiko tinggi terhadap infeksi hepatitis B, terutama pengguna narkoba suntikan dan orang yang menerima faktor pembekuan konsentrat. Lebih di seluruh dunia dari 15 juta orang yang koinfeksi. HDV jarang di sebagian besar negara maju , dan sebagian besar terkait dengan penggunaan narkoba suntikan . Namun, HDV jauh lebih umum di wilayah Mediterania langsung, sub-Sahara Afrika, Timur Tengah, dan bagian utara dari Amerika Selatan.  Secara keseluruhan, sekitar 20 juta orang dapat terinfeksi HDV. 

Evolusi

Tiga genotipe (I-III) awalnya dijelaskan. Genotipe Saya telah diisolasi di Eropa, Amerika Utara, Afrika dan beberapa Asia. Genotipe II telah ditemukan di Jepang, Taiwan, dan Yakutia (Rusia). Genotipe III telah ditemukan secara eksklusif di Amerika Selatan (Peru, Kolombia, dan Venezuela). Beberapa genom dari Taiwan dan pulau Okinawa telah sulit untuk mengetik tetapi telah ditempatkan dalam genotipe 2. Namun tidak diketahui bahwa setidaknya ada 8 genotipe virus ini (HDV-1 sampai HDV-8).  filogenetik studi menunjukkan asal Afrika untuk patogen ini

 Hepatitis F

Hepatitis F adalah hipotetis virus terkait dengan hepatitis . Calon hepatitis F muncul beberapa pada 1990-an,. Tidak satupun dari laporan telah dibuktikan 
Pada tahun 1994, Deka et al. Melaporkan bahwa partikel virus baru telah ditemukan dalam tinja pasca transfusi, non- hepatitis A , non- hepatitis B , non- hepatitis C , non- hepatitis E pasien. Injeksi ini partikel ke dalam aliran darah India monyet rhesus menyebabkan hepatitis, dan virus itu bernama hepatitis F atau virus Toga. Penyelidikan lebih lanjut gagal mengkonfirmasi keberadaan virus, dan itu dihapuskan sebagai penyebab hepatitis menular.
Sebuah virus kemudian-ditemukan diduga menyebabkan hepatitis bernama Hepatitis G virus, meskipun perannya dalam hepatitis belum dikonfirmasi dan sekarang dianggap identik dengan GB virus C dan merupakan "virus yatim" tanpa hubungan kausal untuk setiap penyakit manusia. 

Sumber : wikipedia.com yang sudah diterjemahkan

Semoga bermanfaat posted by febri irawanto






0 Response to "Macam - Macam Hepatitis dan pengertiannya"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel