Obat-obat vasoaktif yang sering digunakan dan masing-masing efeknya
Obat-obat vasoaktif yang sering digunakan dan masing-masing efeknya
(oleh : dr. Hardjo Prawira)
Pemilihan obat-obat vasoaktif tergantung pada pengertian mengenai mekanisme kerja dan keterbatasan penggunaannya. Sebagian besar obat vasoaktif adalah katekolamin yang pengaruhnya tergantung pada interaksinya dengan reseptor a dan b adrenergik.
Efek stimulasi reseptor :
- a1 dan a2 : peningkatan resistensi sistemik (SVR) dan pulmonal.
Reseptor a1 jantung : meningkatkan kontraktilitas dan menurunkan HR
- b1 : meningkatkan kontraktilitas (inotropik), HR (kronotropik), dan konduksi (dromotropik)
- b2 : menyebabkan vasodilatasi perifer dan bronkodilatasi
Dopamin
Indikasi :
- terapi syok kardiogenik
- terapi syok anafilaktik yang disertai hipotensi berat
- pasca operasi
Efeknya tergantung dosis yang digunakan.
Dosis : 2-3 mg/kg/menit, mempunyai efek stimulasi b2.
Dosis : >3-8 mg/kg/menit, mempunyai efek inotropik b1 yang kuat.
Dosis : >8 mg/kg/menit, mempunyai efek :
- Meningkatkan efek inotropik b1
- Juga efek stimulasi reseptor a yang dapat meningkatkan systemic vascular resistance, meningkatkan tekanan darah, meningkatkan filling pressure, meningkatkan konsumsi oksigen miokard, dan memperburuk fungsi ventrikel kiri; hal ini dapat dicegah dengan pemberian vasodilator seperti nitroprusid, sehingga cardiac output dapat meningkat.
Kontra indikasi : - Feokromositoma
- Takikardi
- Fibrilasi ventrikel
- Tirotoksikosis
- Adenoma prostat
- Penderita dengan hipoksemia dan hipovolemi
- Glaukoma sudut sempit
Efek samping : - Denyut jantung ektopik
- Takikardi
- Angina
- Palpitasi
- Vasokonstriksi
- Hipotensi
- Dispneu
- Gangguan gastrointestinal
- Sakit kepala
Dobutamin (Dobutrex®)
Indikasi :
Terapi decompensatio cordis ataupun operasi jantung (terapi inotropik penunjang untuk jangka pendek)
Dosis : 2-20 mg/kg/menit per infus
Mempunyai efek inotropik melalui stimulasi b1 yang kuat, efek b2 ringan, dan a1 sangat minimal.
Seperti dopamine, dobutamin juga meningkatkan konsumsi oksigen miokard, namun dobutamin mampu menyeimbangkan dengan cara meningkatkan aliran darah miokard. Dari beberapa penelitian, dobutamin terbukti lebih baik daripada dopamine.
Dobutamin juga mengurangi left ventricle wall stress melalui penurunan preload dan afterload. Perubahan ini dapat memperbaiki keseimbangan oksigen miokard, sehingga selanjutnya akan memperbaiki fungsi miokard.
Kontraindikasi dobutamin : - stenosis subaorta
- hipertrofi idiopatik
- Hipoksemia yang disertai hipovolemia
Norepinefrin (Levophed®)
Dosis : 4 mg/4cc dalam 1000 cc dextrose 5% (per infus)
Iindikasi :
- Hipotensi akut seperti pada : feokromositomektomi, simpatektomi, poliomyelitis, anestesi spinal, infark miokard, septikemi, transfusi darah, reaksi antigen-antibodi
- Terapi tambahan pada cardiac arrest.
Kontra indikasi:
- Hipotensi akibat defisit volume darah, kecuali keadaan emergensi untuk menjaga perfusi arteri serebral dan koroner sampai cairan terganti
- Trombosis pembuluh darah perifer/mesenterik
- Anestesi halotan dan siklopropan
Perbandingan efek obat-obat vasoaktif
HR | SVR | PCWP | CI | MAP | Mv O2 | |
Dopamin | | ¯ | | | | |
Dobutamin | | ¯ | ¯ | | ¯« | « |
Norepinefrin | | | | | | |
Catatan :
HR = heart rate
SVR = systemic vascular resistance
PCWP = pulmonary capillary wedge pressure
CI = cardiac index
MAP = mean arterial pressure
= meningkatkan
¯ = menurunkan
« = tidak berubah
0 Response to "Obat-obat vasoaktif yang sering digunakan dan masing-masing efeknya"
Post a Comment